Tamu Dapur

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Dapur Diajeng di bumi kedatangan tamu istimewa, pada hari kamis sore tgl 7 Nopember tahun 2013 kemarin, beliau adalah mbah Wage pengasuh blog DongBud yang sangat fenomenal dan terkenal di kahyangan…

Baiklah, saya sharingkan ceritanya langsung saja…

Terima kasih, pertama kali jumpa kami sama2 terheran2… maklum selama ini hanya saling bersua di dunia maya, sekarang di dunia nyata… memang ada uban di rambut dan janggutnya, walaupun embah sudah tidak muda lagi tapi rasanya terlalu tua untuk di panggil embah… he he he… tapi mungkin ‘aura’nya yang irit bicara dan kelihatan lebih banyak diam/ berpikir… satu lagi penampilan simbah sangat sederhana dan bersahaja… sepintas memang kayak turis backpacker atau pelancong atau traveller 🙂 …

Setelah saling memperkanalkan diri, kami mengobrol santai dan hanya sedikit sekali membicarakan blog, dan simbah juga bilang, selama liburan lintas eropa dan asia beliau tidak membawa laptop jadi jarang mengintip blog…

Saya juga menunjukkan buku ki sabdalangit yang saya beli, yang berjudul ‘Menjemput Keajaiban’ dan sempat di baca oleh simbah sekilas, saya bilang: kalau simbah mau bisa bawa aja. tapi simbah nggak mau dan mengucapkan banyak terima kasih…

Sang istri juga cantik sekali senyumnya, ia menunjukkan pada saya photo2 sewaktu di jepang, ada foto kuda yang ‘survive’ dari tsunami yang sangat ia kagumi, dan kebetulan ia suka kuda jadi semua gambar di hpnya tentang dunia kuda…

Lalu saya ajak istri dan simbah langsung ke dapur, sang nyonya bertanya: mau bikin masakan apa?… Saya bilang ‘Conello Rosemary’ masakan Italy, sangat simpel dan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja untuk memasaknya… tak seberapa lama kamipun memasaknya secara ‘live’… saya mengiris bawang bombai, bawang putih dan ayamnya, lalu nyonya Wage menumisnya pakai minyak zaitun, kasih garam dan bumbu kering rosemary, aduk rata dan tumis sebentar… voila! sudah jadi hidangannya.

https://dapurdiajeng.wordpress.com/2013/10/12/conello-rosemary/

Kami pun jeprat-jepret kayak celebritis dadakan… dan untuk menikmati ayamnya, saya menawarkan kentang goreng apa nasi?… ternyata mereka lebih memilih nasi… Ayam rosemary haruuummm banget… dan harumnya memang menawan 🙂 …

images-78

Dan setelah acara makan selesai, simbahpun tidak canggung ke dapur untuk ‘kora-kora’ alias cuci piring, wajan, dsb… saya sampai sungkan, biarin aja mbah, entar saya yang cuci piringnya, kata saya… simbahpun bilang: Yang memasak nggak cuci piring… Dewi udah memasakkan masakan buat kami, jadi sekarang saya yang mencuci piringnya, ini adalah budaya jepang.

“Dalam satu rumah tangga tidak cukup hanya saling menyayangi saja tetapi juga harus saling menghormati, misal kalau istrinya yang memasak maka suaminya yang membersihkan dapurnya, atau sebaliknya, siapa yang memasak, di situ juga akan di lihat anak-anak mereka, jadi anak-anak sudah terbiasa melihatnya dari ortu mereka, di jepang nggak cewek nggak cowok memang disiplin, dalam gotong royongpun juga kompak, apalagi dalam hal kebersihan”…

Hmmm, saya membandingkan di sini terkadang si ibu sudah capek2 memasak, si bapak atau si anak malah masa bodoh nggak mau ngebantuin cuci piring, lalu kalau si ibu malas tinggal cari pembantu saja… lha kalau di jepang 99% orang tidak butuh pembantu, karena ya itu tadi ada ‘pengertian dan penghargaan’… hmmm, saya salut sekali ada negara semaju dan semodern itu tetapi kearifan lokal masih di pertahankan…

Tak lupa saya juga memperkenalkan simbah dan istrinya pada kakek ini… untuk lebih mencairkan suasana… saya bercerita:…

“Kakek ini lucu sekali lho, mungkin ia tak lancar berbahasa indonesia, atau mungkin ia takut kalau menyinggung perasaan orang lain, maka setiap ia mulai percakapan selalu di awali dengan kata MUNGKIN, lalu di tengah obrolan selalu di sisipi kata MUNGKIN, dan setiap mengakhiri kalimat selalu di tutup dengan kata MUNGKIN… jadi panggilannya ya kakek MUNGKIN” :mrgreen: … qeqeqeqeqe…

Simbah dan istri jadi tertawa geli nggak habis2, terhibur sekali hingga tak terasa dalam obrolan kami terus2an selalu di selipin kata MUNGKIN…

Tak terasa, simbah pun harus pamit… karena harus melanjutkan lagi perjalanannya… duh, rasanya berat sekali, karena belum sempet ngobrol banyak… tapi yang penting udah berkunjung dan bertatap muka ^_*….

Ok deh, makasih dan sampai jumpa lagi ya mbah… MUNGKIN!… wakakakaaakk…

images (37)

(NB: photo kunjungan simbah yang ‘sempat’ saya upload di ruang ini, tentunya juga atas seizin simbah?… iya MUNGKIN… jiahahaha…)

 Salam Sayonara…

Mungkin.

7 Komentar

7 thoughts on “Tamu Dapur

  1. Salam mbakyu,simbah @ ya ampuun,enaknya kopi daratan,..seandainya saja…….

    • Selamat pagi @ Nurkahuripan,

      Makasih kunjungannya di dapur, ternyata benar kata mas Nur, simbah itu si jangkung berambut keras 🙂 …. he he he

      Iya semoga suatu saat nanti kita semua dapat berjumpa untuk reuni dan copi darat 🙂 …

      Salam semoga,

      Dewi

  2. o-o

    Salam Ning Dewi, Kang Wager, Kang Nur, Kang Senyum, Kang Bala(ne)dewa, Paman Dalbo.
    Waahh… ternyata ada restoran bidadari bertanduk tho… :mrgreen:
    Kapan kapan saya mampir ya Ning… cuma ntar kacamata hitam saya jangan suruh dibuka yaa…. bisa kanthil kiwir-kiwir…. maklum… mata kucing condromowo, sekali adu pandang pasti jatuh… cicaknya….wakkkk.

    • Selamat pagi @ Komandan O-O,

      Whehehehe… iya percaya percaya deh… mungkin mungkin… 🙂 …

      Mowo kuwi lek jare kene geni murup… ning lek neng dapur diajeng sing wis murup di tambahi mowo… whe lha genine tambah mublak-mublak nuw… Haiiss ! 😉 …

      Iya monggo sudi mampir ten warung ‘devilicious’ si bidadari bertanduk… xixixixixi…

      Suatu kehormatan bisa menjamu komandan dan teman-teman… saya tunggu lho 🙂 …

      Salam mampir,

      Dewi

  3. Salam mbakyu,simbah,komandan @ ayuh ndan,.gak usah yg jauh2 dulu ndan,(duitnya gak ada,.wkwkwk),.kt kopi darat yg dekat2 saja dulu,..komandan benar2 lg sibuk sih ya..??

  4. @Dewi, terima kasih. Duh, dibikinkan artikel segala.
    @Kang Nur, @Kang O-O, salam kenal, walau udah kenal.

    • @ Wage,

      Terima kasih sama-sama mbah, suatu kehormatan bisa menjamu simbah dan istri di dapur diajeng di bumi 🙂 …

      Semoga suatu saat kita bisa copdar lagi, sekalian reunian bersama teman-teman dari kahyangan ya mbah 🙂 …

      Salam kahyangan,

      Dewi

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.